BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
kehidupan sehari – hari kita memakan berbagai macam makanan atau meminum
berbagai macam obat tanpa mengetahui apakah makanan atau obat tersebut aman
untuk dikonsumsi. Kita mengambil contoh pada makanan. Misalnya makanan yang
kita konsumsi kita tidak ketahui apakah ia cocok untuk dikonsumsi atau tidak.
Karena, banyak makanan yang tadinya akan bermanfaat bagi tubuh malah menjadi
bencana bagi tubuh kita. Kita ambil contoh dari jengkol. Jengkol, meskipun
mempunyai bau yang tidak enak, tetapi mempunyai berbagai fungsi untuk kesehatan
diantaranya memperlancar buang air besar, mencegah penyakit diabetes, memcegah
penyakit jantung koroner dan sebagainya. Tetapi, meskipun begitu jika
dikonsumsi secara berlebihan akan mengakibatkan terbentuknya kristal dan
menghambat saluran kencing. Cara untuk mengatasinya melalui cara dengan
memasukkan larutan Natrium Karbonat (
biasanya ) yang sifatnya basa yang nantinya akann membentuk garam ketika bereaksi
dengan asam dan kemudian akan keluar melalui urin ( karena garam sifatnya
adalah mudah larut dalam air ).
Dalam
bidang Farmasi, senyawa kimia dan zat aktif yang akan diformulasi untuk membuat
dapar harus berada dalam keadaan pH yang stabil atau netral karena jika kadar
pH melebihi atau kurang dari kadar seharusnya, maka bisa jadi obat tidak akan
bekerja sesuai dengan fungsi yang semestinya ataupun dapat memberikan efek yang
tidak diinginkan untuk bereaksi didalam tubuh sampai membahayakan orang yang
mengonsumsi obat tersebut.
B.
Maksud
Praktikum
Adapun maksud darii
praktikum ini adalah :
1.
Untuk mengetahui pH dari larutan HCl 1,0
M; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M; NaOH 1,0 M; 0,1 M ; 0,001 M; 0,0001 M dan daparr
asetat berdasarkan metode penentuan pH
2.
Untuk mengetahui cara pembuatan dapar
asetat pada pH NaOH 0,1 M dan asam asetat 0,2 M serta menentukan kapasitas
daparnya
C.
Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari
praktikum adalah :
1.
Untuk menentukan pH dari larutan Hcl
0,001 M; 0,01 M; 0,1 M 1,0 M dan larutan NaOH 0,001 M; 0,01 M dan 1 M daan
dapar asetat dengan menggunakan metode penentuan pH yaitu pH meter dan pH universal
2.
Untuk membuat dan menentukan kapasitas
dapar asetatt dari campuran larutan NaOH 0,1 M dan asam asetat 0,2 M
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Teori
Dasar
Penyangga
adalah sistem garam elektrolit asam lemah atau baa lemah biasanya berpasangan
dengan asam kuat atau basa yang sesuai yang menjaga pH larytan didaerah yang
diinginkan untuk stabilitas obat, atau resistensi terhadap perubahan aditif
akan merubah pH dalam suatu sistem dinyatakan tidak buffer, adalah fungsi dari
jenis penyangga dan konsentrasi dimana kapasitas penyangga maksimum ketika pH
sama dengan sistem pKa ( Groves, 1988 ).
Istilah
penyangga, bila digunakan dengan mengacu pada konsentrasi ion hidrogen atau pH,
merujuk pada kemampuan sistem, khususnya solusi untuk menolak perubahan pH pada
penambahan asam atau basa, atau pengenceran dengan pelarut. Jika asam atau basa
ditambahkan kedalam air, pH yang terakhir ini berubah signifikan. Air tidak
memmiliki kemampuan untuk melawan perubahan pH. Itu benar – benarr tanpa
tindakan penyagga bahkan asam yang sangat lemah sepertii kardon dioksida
perubahan pH air, menurun dari 7 sampai 7,5 ketika konsentrasi kecil karbon
dioksida diudara diseimbangkan oleh sedikit air murni. Kerentanan ekstrim ini,
air suling untuk perubahan pH tentang cara penambahan jumlah yang sangat kecil
asam atau basa sering menjadi perhatian besar dalam operasi farmasi. Solusi
garam netral, seperti natrium klorida, sama tidak memiliki kemampuan untuk
melawan perubahan pH pada penambahan asam atau basa, solusi tersebut disebut
bukan penyangga. Karakteristik larutan penyangga, yang mengalami perubahan
kecil pH pada penambahan asam atau basa, adalah kehadiran salah satuu dari asam
lemah dan garam dari asam lemah, atau basa lemah dan garam dari basa lemah (
Gennaro, 1990 ).
Larutan
penyangga adalah solusi yang cenderung menolak perubahan pH ketika asam atau
basa ditambahkan. Larutan penyangga biasanya mengandung asam lemah dan basa
konjugasinya yaitu, garam atau basa lemah dan asam konjugasinya. Jika basa
ditambahkan ke larutan penyangga yang mengandung asam lemah HA dan dilakukan
dari garam MA, basa tersebut dinetralkan oleh asam :




Jika
asam ditambahkan, ion hidrogen dari asam bereaksi dengan anion dari garam,
membentuk asam lemah terdisosiasi,



Penambahan
garam dengan ion umum akan mengurangi disosiasi asam untuk menjaga
keseimbangan, yaitu nilai Ka konstan. Karena ini hanya sedikit dipisahkan,
anion untuk tujuan praktis dapat dianggap sebagai berasal dari garam yang
sangat terdisosiasi, MA dan istilah [ HA ] dapat dianggap mewakili konsentrasi
total asam. Konsentrasi ion hidrogen dari larutan penyangga maka sama dengan
produk dari konstanta disosiasi dan rasio konsentrasi asam dan garam,
[
]
= Ka
( Parrot, 1970 ).


Persamaan
penyangga memiliki keterbatasan tertentu sebagai akibat dari asumsi yang dibuat
salam turunannya. Itu tidak berlaku ketika asam lemah dalam bentuk garam kurang
dari 10 persen dari konsentrasi penyangga keseluruhan atau ketika konsentrasi
ion hidrogen yang cukup besar merupakan bagian penting dari total ion.
Keterbatasan itu tidak mengalihkan perhatian dari penggunaannya dalam kisaran
pH 4 sampai 10 yang biasa ditemua dalam farmasi. Kapasitas penyangga adalah
kemampuan larutan penyangga dari solusi. Kuantitatif kapasitas penyangga dapat
didefinisikan sebagai jumlah setara garam asam atau basa yang mengubah pH satu
liter larutan penyagga ( Parrot, 1970 ).
Larutan
penyangga adalah istem yang menolak perubahan pH. Solusi dari asam lemah dan
garamnya, basa dan garamnya atau protein bertindak sebagai penyangga. Jika
basis ditambahkan kedalam larutan yang mengandung konsentrasi molar dari asam lemah
dan garamnya, dinetralkan oleh asam lemah membentuk lebih banyak garam dan
hasil peningkatan pH seditik. Juga jika asam ditambahkan kelarutan basa lemah
dan garamnya, hanya penurunan kecil dala pH yang diamati. Sistem penyangga khas
digunakan dalam sediaan farmasi meliputi asam asetat, asam bikarbonat, dan sebagainya
( Gennaro, 1990 ).
Kapasitas
penyangga didefinnisikan sebagai jumlah, dalam gram per liter, asam kuat atau
basa kuat, diperlukan untuk mengubah pH larutan sebesar satu unit. Dalam
penyangga asetat, kapasitas penyangga adalah mol NaOH ditambahkan / perubahan
pH. Ananlisis persamaan sebeblumnya menunjukkan bahwa kapasitas penyangga
tergantung pada konsentrasi absolut garam dan rasio asamnya ( Gennaro, 1990 ).
Kemampuan
larutan penyangga untuk melawan perubahan pH pada penambahan asam atau basa
dapat diukur dari degi kapasitasnya. Secara umum, konsentrasi asam dalam
penyangga asam basa konjugat lemah menentukan kapasitas untukk menetralisir
basis tambahan, sedangkan konsentrasi garam lemah menentukan kapasitas untuk
menetralakn asam tambahan. Sama dalam asam basa konjugat lemah, penyangga
konsentras basa lemah menentukan kapasitas terhadap basis yang ditambahkan.
Ketika buffer dalam mkonsentrasi basa lemah dan asam konjugasi, memiliki
kapasitas buffer yang sama terhadap penambahan asam atau basa kuat ( Gennaro,
1990 ).
Larutan
penyangga secara luas digunakan dalam farmasii untuk mengatur pH larutan berair
yang diperlkan untuk stabilitas maksimum atau diperlukan untuk efek fisiologis
optimal solusi untuk aplikasi jatingan halus, khususnya mata,, juga harus
dirumuskan pada pH tidak terlalu jauh dari cairan jaringan ynag tepat. Karena
iritasi mungkin disebabkan administrasi. pH air mata terletak antara 7 dan 8,
dengan rata – rata nilai 7,4. Untungnya, kapasitas buffer air mata tinggi dari
ketentuan bahwa solusi untuk diberikan memiliki kapasitas buffer yang rendah,
jadi pH yang tinggi dapat ditoleransi, meskipun ada perbedaan dalam
iritabilitas dari berbagai jenis ion yang biasa digunakan sebagai komponen
penyangga ( Florence, 2006 ).
Dapar
atau larutan penyangga adalah larutaan yang dapat mempertahannkan harga pH jika
kedalam larutan tersebut ditambahkan sejumlah kecil asam, basa atau dilakukan
pengenceran. Larutan dapar yang banyak kita dapati merupakan campuran asam
lemah dengan salah satu garamnya yang larut yang berasal dari asam kuat (
Damin, 2009 ).
Konsentrasi
ion
dan
dalam larutan air sering kali sangat kecil dan
karenanya sulit diukur. Cara pengukuran yang lebih praktis yang disebut pH. pH
suatu larutan didefinisikan sebagai logaritma negatif dari konsentrasi ion
hidrogen ( Raymond, 2000 ).


Campuran
antara larutan asam lemah dengan garamnya atau basa lemah dengan garamnya
disebut campuran dapar. Campuran ini dapat menahan perubahan pH, bila larutan
ditambah sedikit asam atau basa ( Sukardjo, 1985 ).
B.
Uraian
Bahan
1.
Aquadest( Ditjen POM 1979 : 96 )
Nama
resmi : AQUA DESTILLATA
Nama
lain : air suling
RM
/ BM :
O / 18,02

Pemerian
: cairan jernih, tidak berwarna,
tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: sebagai pelarut
2.
Asam Asetat ( Ditjen POM 1979 : 41 )
Nama
resmi : ACIDUM ACETICUM
Nama
lain : asam asetat, asam cuka
RM :
COOH

Pemerian
: cairan jernih, tidak berwarna,
bau menusuk, rasa asam, tajam
Kelarutan
: dapat dicampur dengan air, dengan
etanol ( 95 % ) P dan dengan gliserol P
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: sebgai larutan campuran dari
dapar asetat
3.
Asam Klorida ( Ditjen POM 1979 : 53 )
Nama
resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama
lain : Asam klorida
RM
/ BM : HCl/ 36,46
Pemerian
: tidak berwarna, berasap, bau
merangsang
Kelarutan
: larut dalam air dan etannol ( 95%
) P
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: sebagai larutan pH asam
4.
Natrium Hidroksida ( Ditjen POM 1979 :
412 )
Nama
resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama
lain : Natrium klorida
RM
/ BM : NaOH / 40,00
Pemerian
: bentuk batang, butiran, massa
hablur, keping, keras, , rapuh putih, mudah meleleh basa, sangat
korosif
Kelarutan
: sangat mudah larut dalam air dan
dalam etannol ( 95% ) P
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : aebbagai
sampel pH basa dan campuran dari dapar asetat
C.
Prosedur
Kerja
1.
Pembuatan larutan HCl 2 M ( Svehla 1985 :
626 )
Tuangkan
170 ml asam klorida pekat ke dalam 800 ml air dengan terus diaduk dan encerkan
dengan air sampai menjadi 1 liter.
2.
Pembuatan larutan NaOH 2 M ( Svehla 1985
: 630 )
Ta,bahkan
80 ml air pada 80 g natrium hidriksida padat. Tutup campuran dalam gelas piala
dengan kaca arloji dn diaduk isinya sekali – sekali. Pansa yang dibebaskan
selama proses ini mengakibatkan pelarut yang pasti cepat. Biarkan larutan mendingin dan encerkan dengan air sampai 1
liter.
3.
Penambahan lartan asam asetat 2 M ( Svehla 1985 : 618 )
Encerkan
114 ml asam asetat glasial dengan air sampai menjadi 1 liter.
4.
pH larutan asam atau basa ( Anonim , 2014
)
hitunglah
pH dari larutan HCl 1,0 M ; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M dan larutan NaOH 1,0 M; 0,1
M; 0,01 M; dan 0,001 M kemudian ukur pH larutan tersebut dengan menggunakan pH
meter dan kertas pH universal, kemudian bandingkan dengan hasil perhitungan.
5.
Membuat larutan dapar ( Anonim, 2014 )
Hitung
dan tentukan pH dari 50 mml natrium hidroksida 0,1 M dan 50 ml asam asetat 0,2
M. Kemudian buatlah larutan dapar tesebut, lalu ukurlah pH larutan tersebut.
Setetlah itu, hitung kapasitas dapar
larutan dan buktikan kamampuan dapar yang dibuat dengan menambahkan HCl
0,1 M dan NaOH 0,1 M kedalam larutan dapar, kemudian ukur kembali pHnya.
BAB
III
METODE
KERJA
A.
Alat
dan Bahan
Alat
yang digunakan pada praktikum ini taitu gelas kimia 50 ml, gelas kimia 250 ml,
erlenmeyer 250 ml, kertas pH universal, pH meter, pipet tetes dan pipet volume
5 ml.
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah Aquadest, larutan asam asetat, HCl 1
M; 0,1 M; 0,01 M: 0,001 M, NaOH 1 M; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M.
B.
Cara
Kerja
1. Cara
pembuatan larutan NaOH 0,001 M; 0,01 M; 0,1 M; 1M
a. Ditimbang
masing – masinng 40 gram NaOH
b. Dipanaskan
air kemudian dinginkan menggunakan es batu
c. Dilarutkan
NaOH sebanyak 4 gram
d. Dimasukkan
kedalam labu ukur
e. Ditambhaknak
aquadest sampai 1000 ml
2. Cara
pembuatan HCl baku 0,001 M; 0,01 M; 0,1 M; 1 M
a. Dipipet
masing – masing sekitar 36,5 ml asam klorida, dipipet dari 2 ml HCl menjadi
250,25,2,5,0,2 ml
b. Dilarutkan
dalam labu takar 1000 ml yang telah terisi aquadestt 300 ml
3. Cara
pembuatan dapar asetat 0,2 M
a. Dilarutkan
asam asetat 142,5 ml asam asetat
b. Ditambahkan
aquadest 107,5 ml
c. Dikocok
hingga kedua larutan tercampur
4. Penentuan
pH larutan asam – basa :
a. Disiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan
b. Dihitung
pH larutan 0,001 M dan larutan NaOH 0,001 M
c. Diukur
pH larutan diatas dengan menggukanakn pH meter dan kertas pH universal
d. Dibandingkan
dengan hasil perhitungan dan pengukuran yang diperoleh
5. Cara
kerja dapar asetat :
a. Dipipet
5 ml dapar asetat
b. Ditambahkan
10 ml NaOH 0,1 M
c. Diukur
pH larutan
d. Ditambahkan
10 ml HCl 0,1 M
e. Diukur
lagi pH larutan tersebut
f. Dibuat
hasilnya apakah dapar dapat mempertahankan harga pH larutan setelah penambahan
larutan asam dan basa.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1.
Tabel pengamatan
a.
pH larutan asam dan basa
larutan
|
Konsentrasi
|
pH
|
||
Hasil perhitungan
|
pH meter
|
pH universal
|
||
HCl
|
1 M
|
0
|
0,16
|
0
|
0,1 M
|
1
|
1,30
|
1
|
|
0,01 M
|
2
|
2,24
|
2
|
|
0,001 M
|
3
|
3,53
|
4
|
|
NaOH
|
1 M
|
14
|
13,30
|
14
|
0,1 M
|
13
|
12,75
|
13
|
|
0,01 M
|
12
|
11,54
|
12
|
|
0,001 M
|
11
|
9,55
|
7
|
b.
pH larutan dapar
Jenis
dapar
|
Dapar
asetat
|
|
pH
meter
|
pH
universal
|
|
pH
dapar hasil perhitungan
|
4,46
|
|
pH
dapar hasil pengukuran
|
4,58
|
4
|
Kapasitas
Dapar
|
0,078
|
|
pH
dapar setelah penambahan basa
|
12,17
|
11
|
pH
dapar setelah penambahan asam
|
2,01
|
2
|
2. Perhitungan
1) Pembuatan
larutan HCl 2 M sebanyak 1 liter






2) Pembuatan larutan NaOH 2 M sebanyak 1 liter




3) Pembuatan larutan dapar asetat pH 4







4) Menetukan
pH asam dan basa
a. Larutan
HCl
ü HCl
0,001 M
|
ü HCl
0,1 M
|
||||
pH
|
=
|
-log
[H+]
|
pH
|
=
|
-log
[H+]
|
|
=
|
-log
10-3
|
|
=
|
-
log 10-1
|
|
=
|
3
|
|
=
|
1
|
ü HCl
0,01 M
|
ü HCl
1,0 M
|
||||
pH
|
=
|
-log
[H+]
|
pH
|
=
|
-log
[H+]
|
|
=
|
-log
10-2
|
|
=
|
-log
10
|
|
=
|
2
|
|
=
|
0
|
|
|
|
|
|
|
b. Larutan
NaOH
ü NaOH
0,001 M
|
ü NaOH
0,1 M
|
||||
pOH
|
=
|
-log [OH-]
|
pOH
|
=
|
-log [OH-]
|
|
=
|
-log 10-3
|
|
=
|
-log 10-1
|
|
=
|
3
|
|
=
|
1
|
pH
|
=
|
pKw – pOH
|
pH
|
=
|
pKw – pOH
|
|
=
|
14 – 3
|
|
=
|
14 – 1
|
|
=
|
11
|
|
=
|
13
|
ü NaOH
0,01 M
|
ü NaOH
1,0 M
|
||||
pOH
|
=
|
-log
[OH-]
|
pOH
|
=
|
-log
[OH-]
|
|
=
|
-log
10-2
|
|
=
|
-log
10
|
|
=
|
2
|
|
=
|
0
|
pH
|
=
|
pKw
– pOH
|
pH
|
=
|
pKw
– pOH
|
|
=
|
14 –
2
|
|
=
|
14 –
0
|
|
=
|
12
|
|
=
|
14
|
5) pH
dapar asetat
ü
50 ml CH3COOH 0,2 M 50 ml
x 0,2 M = 10 mmol

ü
50 ml NaOH 0,1 M
50 ml x 0,1 M
= 5 mmol


Awal : 10 mmol 5 mmol - -











6)
Menghitung kapasitas dapar
C =
[garam] + [asam]
= 0,1 + 0,05
= 0,15
Ka =
antilog (-PKa)
=
antilog (-4,76)
= 1,74x 10-5








B.
Pembahasan
pH atau
potesial hydrogen adalah ukuran keasaman atau kebasaan dari larutan air, dimana
air memiliki pH netral, yaitu mendekati 7
pada suhu 25OC. Sedangkan dapar adalah larutan yang dapat
mempertahankan harga pH tertentu terhadap usaha pengubahan asam, basa atau
pengenceran. Metode yang digunakan dalam penentuan pH adalah metode kolorimetri
dan metode potensiometri (Anonim, 2014).
Komposisi larutan dapar
tersebut terdiri dari dua tipe, yaitu
(Achmad, 1996) :
a.
asam lemah dengan basa konjugasinya (garamnya)
b.
basa lemah dengan asam konjugasinya (garamnya)
Kapasitas dapar yang disebut
indeks buffer atau intensitas buffer yaitu suatu ukuran kemampuan buffer untuk
memprtahankan pHnya yang konstan jika ditambahkan asam kuat dan basa kuat (Achmad, 1996).
Adapun
tujuan dari praktikum adalah menentukan pH asam klorida, natrium hidroksida dan
dapar asetat, mengetahui larutan dapar pada berbagai pH dengan menggunakan pH
meter dan kertas pH universal. Dalam menentukan pH larutan dapar akan dihitung
juga kapasitas dapar larutan tersebut.
Untuk
menentukan pH asam dan basa, pertama-tama dihitung pH larutan HCl 1,0; 0,1;
0,01; 0,001 M dan larutan NaOH 1,0; 0,1; 0,01; 0,001 M. Kemudian diukur pH
larutan diatas dengan menggunakan pH meter dan kertas pH universal, lalu
dibandingkan dengan hasil perhitungan yang diperoleh. Pada pembuatan larutan
dapar, pertama-tama dihitung dan ditentukan pH larutan dapar dari 50 ml NaOH
0,1 M dan 50 ml asam asetat 0,2 M. Kemudian dibuat larutan dapar tersebut.
Diukur pH larutan dapar tersebut dan dihitung kapasitas dapar dari larutan yang
dibuat. Selanjutnya dibuktikan kemampuan dapar yang dibuat dengan menambahkan
HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M ke dalam larutan dapar, dan diukur kembali pHnya dengan menggunakan pH meter dan kertas pH universal.
Dalam
percobaan menentukan pH ini digunakan asam klorida (HCl) dan NaOH karena
merupakan larutan asam kuat dan basa kuat yang ingin diketahui perbandingan
antara perhitungan pH, menggunakan pH meter dan kertas pH universal apakah
memiliki kesamaan pH atau berbeda. Sedangkan dalam membuat larutan dapar
digunakan asam asetat (CH3COOH) merupakan asam lemah dan natrium
hidroksida (NaOH) merupakan basa kuat, sebagaimana diketahui bahwa komponen
penyusun larutan dapar adalah campuran asam lemah dengan basa konjugasinya
(garamnya), maka dari itu digunakan asam asetat dan natrium hidroksida. Digunakan
pH meter dan kertas pH universal karena kedua alat tersebut dapat digunakan untuk
mengukur pH dan ingin diketahui perbandingkan nilai pH yang dihasilkan kedua
alat pengukur tersebut apakah memiliki kesamaan atau perbedaan nilai pH dari
zat yang sama.
Berdasarkan
pH universal yang di gunakan di dapat nilai pH dari HCl 0,001 M, 0,01 M, 0,1 M
dan 1 M hasilnya adalah 0-4 berarti pH < 4 adalah asam, sedangkan larutan
NaOH 0,001 M, 0,01 M, 0,1 M dan 1 M hasilnya adalah 7-14 berarti pH > 14
adalah basa sedangkan hasil pengukuran pH dengan menggunakan pH meter di
peroleh hasil yang cukup berbeda dengan perhitungan yaitu pada larutan HCl
0,001 M, 0,01 M, 0,1 M dan 1 M adalah di peroleh pH 3,53; 2,24; 1,30 dan 0,16 sedangkan
pada larutan NaOH 0,001 M, 0,01 M, 0,1 M, dan 1 M diperoleh pH 9,55; 11,54;
12,75; dan 13,30. Dari hasil perhitungan dan pengukuran pH diperoleh, pada HCl
menunjukkan hasil perhitungan sesuai dengan hasil pH meter, tetapi pada kertas
pH universal menunjukan hasil tidak berbeda signifikan yaitu pada konsentrasi
0,001 M pHnya adalah 4. Pada NaOH menunjukan hasil perhitungan dengan hasil
pada pH meter tidak berbeda signifikan, sedangkan dengan menggunakan kertas pH
universal sesuai tetapi pada konsentrasi 0,001 M pHnya adalah 7 (pH netral). Sebagian
besar hasil yang diperoleh sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
apabila senyawa itu asam , maka range pHnya adalah dibawah nilai 7, sedangkan
apabila senyawa itu basa maka range pHnya adalah lebih dari nilai 7 dan bila
pHnya 7 maka larutan itu netral. Adapun faktor kesalahan yang menyebabkan hal
ini adalah :
1. pH
meter yang digunakan tidak bekerja dengan baik, sehingga menimbulkan
perbedaan dengan kertas pH universal.
2. Alat-alat
yang digunakan telah terkontaminasi dengan senyawa-senyawa lain.
3. Kurang
telitinya praktikan dalam mengamati nilai pH larutan.
Walaupun
dalam pehitungan dan pengukuran tidak menghasilkan pH yang spesifik sama tetapi
tetap dalam jangkauan range pH dan penambahan sedikit asam dan sedikit basa
hanya menggeser sedikit harga pH dan hal itu dapat diabaikan. Hal ini
diakibatkan karena untuk pengukuran menggunakan pH meter lebih spesifik dalam
membaca nilai pH suatu larutan asam maupun basa. Sedangkan untuk kertas pH
universal hasil yang diperoleh kurang spesifik karena kertas ini hanya dapat
menunjukkan nilai pH dari warna yang dihasilkan apabila dimasukkan dalam
larutan asam maupun basa.
Pada
percobaan dapar diperoleh hasil pada gelas kimia pertama yaitu dapar asetat sebelum
ditambah HCl 0,1 M nilai pHnya adalah 4,58 dengan pengukuran pH meter tetapi setelah
penambahan diukur menjadi 2,01. Sedangkan gelas kimia yang berisi dapar asetat
sebelum ditambah NaOH 0,1 M nilai pH nya adalah 4,58 tetapi setelah penambahan diukur
menjadi 12,17. Nilai kapasitas daparnya adalah 0,078. Nilai ini menunjukkan daparnya
sesuai range yaitu 0,01-0,1 (Anonim, 2014) sehingga ia dapat mempertahankan
pHnya. Maka dapat disimpulkan bawa larutan dapar tersebut dapat mempertahankan
harga pHnya.
Aplikasi
pH dan dapar dalam bidang Farmasi yaitu untuk dapat membuat obat dengan
menggunakan prinsip larutan penyangga sehingga obat yang dihasilkan lebih baik
dan dapat menimalizir efek samping obat tersebut.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
ü Pada
perhitungan pH diperoleh bahwa HCl 1 M; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M memiliki pH 0,
1, 2, 3. Pada pengukuran pH diperoleh pH 0,26; 1,30; 2,24; 3,53 (pH meter)
dan 0, 1, 2, 4 (pH universal). Semakin
besar konsentrasi asam maka pHnya makin
kecil.
ü Pada
perhitungan pH diperoleh bahwa NaOH 1 M; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M memiliki pH 14,
13, 12, 11. Pada pengukuran pH diperoleh pH 13,30; 12,75; 11,54; 9,55 (pH
meter) dan 14, 13, 12, 7 (pH universal).
Semakin besar konsentrasi basa makin pHnya makin besar.
ü Pada
penentuan dapar asetat diperoleh pH
dapar hasil hitungan adalah 4,46
sedangkan pH dapar hasil pengukuran adalah 4,58.
ü pH
dapar setelah penambahan basa adalah 12,17 dan pH dapar setelah penambahan asam
adalah 2,01
ü Nilai
kapasitas dapar adalah 0,078
B.
Saran
Untuk
Asisten : Diharapkan asisten tetap semangat dalam membimbing praktikannya dan
diharapkan agar kursi yang rusak di lab dapat diperbaiki.
Untuk
Praktikan : Praktikan harus memahami prosedur kerja terlebih dahulu sebelum praktikum agar pada saat praktikum tidak
banyak waktu yang sia-sia sehingga bisa menghindari kesalahan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.Penuntun Praktikum Farmasi
Fisika I. Makassar : Universitas Muslim
Indonesia
Chang Raymond. 2000. Kimia Dasar Konsep
– Konsep Inti Edisi 3. Erlangga: Jakarta
Damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku
Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. EGC
: Jakarta
Ditjen POM. 1979. Farmakopi Indonesia
Edisi III. Departmen Kesehatan RI : Jakarta
Florence. 2006.
Physicochemical Principles of Pharmacy: Pharmautical Press
Gennaro. Alfonso R. 1990. Remington’s
Pharmaceutical Sciences 18. Mark Publishing
Company Eston : Pennyslavania
Groves, Michael J.
1988. Parental Technology Manual Part II. USA
Parrot, Eugene L. 1970.
Pharmaceutical Techology. Lowa City
Sukardjo. 1985. Kimia
Fisika. Bina Aksara. Yogyakarta
Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik
Kualitatif Makso dan Semimakro. Jakarta : PT.
Kalman Media Pustaka
kak gambarnya pecah :(
BalasHapus